Selasa, 19 November 2013

hasil Investigasi

            Siapa yang tidak kenal dengan jenis makanan yang satu ini, Rujak adalah buah-buahan yang telah dibersihkan dan telah dipotong-potong sehingga siap untuk di santap. Meskipun banyak sekali jenis-jenis rujak yang ditawarkan, seperti rujak cingur, rujak kangkung, rujak buah, rujak bebeg, rujak es krim, dan masih banyak lagi. Tetapi jika kita mendengar kata rujak, pasti yang kita tahu adalah rujak itu identik dengan buah-buahan. Rujak dapat kita jumpai dimana saja dan kapan saja selain itu harganya juga sangat terjangkau. Rujak sangat diminati oleh orang-orang dewasa, remaja, bahkan anak-anak.
            Makan rujak terasa tidak lengkap jika memakannya tidak dengan sambal gula merah yang super pedas. Tetapi tingkat kepedasan dari sambal itu sendiri juga dapat disesuaikan dengan selera masing-masing. Rujak juga dapat disajikan ketika sedang berkumpul dengan teman-teman, keluarga, atau pun dalam acara-acara tertentu. Dan yang lebih mengasyikan adalah jika kita sendiri yang mengolah bahan-bahannya, seperti pemilihan buah yang segar dan bahan-bahan untuk membuat sambal yang aman dari bahan kimia.
            Tahukah anda bagaimana sebagian dari pedagang rujak yang berjualan di pinggir-pinggir jalan atau pedagang rujak keliling mengolah barang dagangannya itu ? Bisa dibilang cukup banyak pedagang rujak tersebut yang membuat sambal rujak dengan campuran bahan kimia. Saya telah menemukan 1 pedagang rujak tetap yang berjualan di sekitar Pasar Cibubur. Ketika saya mencoba membeli rujaknya tersebut, saya berusaha untuk berbincang-bincang dengannya dan dia pun sangat merespon apa yang saya tanyakan.
            Dan kebetulan sekali saya mendapati pedagang yang terang-terangan menggunakan bahan berbahaya untuk membuat sambal rujaknya. Saya samarkan namanya menjadi Tono. Dia menggunakan gula merah yang mengandung pemanis dan borak, meskipun awalnya dia tidak mengetahui kalau gula merah itu mengandung pemanis dan borak tetapi karena harga gula yang terbilang sangat murah perkilogram nya jadi ketika dia mengetahui hal seperti itu, dia masih saja tetap berlangganan gula merah yang dia dapatkan dari pabrik gula merah.
            Sebenarnya pabrik gula langganan Tono tersebut tidak memproduksi gula yang berbahaya. Tetapi karena ada sebagian gula merah yang tidak terjual habis dipasaran, maka ada beberapa pihak pabrik yang mengolah gula itu kembali kemudian ditambah dengan pemanis, borak dan tepung, setelah itu dijual kembali ke pasaran dengan harga yang fantastis murah dan itu sangat menggiurkan untuk beberapa pedagang yang ingin mendapatkan penghasilan lebih.
            Ada sedikit informasi untuk anda mengenai cara membedakan gula merah yang alami dan yang berbahaya :
1. Gula merah yang alami permukaannya terlihat rata, padat, tidak berpasir dan tidak memiliki rongga.
2. Gula merah yang alami  lebih keras dan padat dibandingkan gula merah yang sudah tercampur bahan-bahan kimia.
3.   Gula merah yang alami memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan gula merah berbahaya yang cenderung berwarna hitam.
4.   Gula merah berbahaya apabila diserut dengan sendok atau pisau, hasilnya akan berpencar dan akan meninggalkan jejak putih seperti tepung (karena memang ditambahi tepung)
            Jadi, lebih berhati-hatilah untuk memilih jajanan di luar rumah karena itu belum tentu baik untuk kesehatan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar